MENSYUKURI NIKMAT ISLAM YANG ALLAH TA’ALA KARUNIAKAN KEPADA KITA
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.
Setiap muslim niscaya meyakini bahwasanya karunia Allah Azza wa Jalla yang terbesar di dunia ini adalah agama Islam. Seorang muslim akan senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberinya petunjuk ke dalam Islam dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah sendiri telah menyatakan Islam sebagai karuniaNya yang terbesar yang Dia berikan kepada hamba-hambaNya.
Allah Ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." [QS. Al-Maidah: 3]
Sesungguhnya wajib bagi kita bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla dengan cara melaksanakan kewajiban terhadapNya. Setiap muslim wajib bersyukur atas nikmat Islam yang telah diberikan Allah Azza wa Jalla kepadanya. Jika seseorang yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada orang lain yang telah memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya, maka ia adalah orang yang tidak tahu berterima kasih.
Demikian juga jika manusia tidak melaksanakan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla, maka dia adalah manusia yang paling tidak tahu berterima kasih.
Allah Ta'ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu."[QS. Al-Baqarah: 152]
Kewajiban apakah yang harus kita laksanakan kepada Allah Ta'ala yang telah memberikan karuniaNya kepada kita? Jawabannya adalah dengan beribadah hanya kepada Allah Ta'ala secara ikhlas, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjauhkan segala bentuk kesyirikan, ittiba’ (mengikuti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta taat kepada Allah Ta'ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dengan hal itu kita menjadi muslim yang benar.
Oleh karena itu, agar menjadi seorang muslim yang benar, kita harus menuntut ilmu syar’i. Kita harus belajar agama Islam karena Islam adalah ilmu dan amal shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Ta'ala dengan membawa keduanya. Allah Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dia lah yang telah mengutus RasulNya dengan petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." [QS. At-Taubah: 33]
Allah Ta'ala juga berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
"Dia lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkanNya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." [QS. Al-Fath: 28]
Allah Ta'ala juga berfirman:
هُوَ الَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِالْهُدٰى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dia lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya." [QS. As-Saff: Ayat 9]
Yang dimaksud dengan اَلْهُدَى (petunjuk) adalah ilmu yang bermanfaat, dan دِيْنُ الْحَقِّ (agama yang benar) adalah amal shalih. Allah Ta'ala mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan kebenaran dari kebathilan, menjelaskan nama-nama Allah, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukum-hukum dan berita yang datang dariNya, serta memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, ruh dan jasad.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta'ala, mencintaiNya, berakhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih dan beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perbuatan syirik, amal dan akhlak buruk yang membahayakan hati dan badan juga dunia dan akhirat. [Lihat kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiril Kalaamil Mannaan (hal. 295-296) oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di (wafat th. 1376 H), cet. Muassasah Ar-Risalah, th. 1417 H]
Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah Ta’ala adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Menuntut ilmu merupakan jalan yang lurus (Ash-Shirathal Mustaqim) untuk memahami antara yang haq dan yang bathil, antara yang ma’ruf dan yang mungkar, antara yang bermanfaat dan yang mudharat (membahayakan), dan menuntut ilmu akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu syar’i. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." [HR. Ibnu Majah (no. 224)]
Menuntut ilmu juga merupakan jalan menuju Surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
"Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan dirinya dengannya jalan menuju Surga." [HR. Muslim (no. 2699) dan selainnya, dari Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu]
والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📘 Diringkas dari: Buku "Prinsip Dasar Islam." Karya Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka At-Takwa.
Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.
Setiap muslim niscaya meyakini bahwasanya karunia Allah Azza wa Jalla yang terbesar di dunia ini adalah agama Islam. Seorang muslim akan senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberinya petunjuk ke dalam Islam dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah sendiri telah menyatakan Islam sebagai karuniaNya yang terbesar yang Dia berikan kepada hamba-hambaNya.
Allah Ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmatKu bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu." [QS. Al-Maidah: 3]
Sesungguhnya wajib bagi kita bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla dengan cara melaksanakan kewajiban terhadapNya. Setiap muslim wajib bersyukur atas nikmat Islam yang telah diberikan Allah Azza wa Jalla kepadanya. Jika seseorang yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada orang lain yang telah memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya, maka ia adalah orang yang tidak tahu berterima kasih.
Demikian juga jika manusia tidak melaksanakan kewajibannya kepada Allah Azza wa Jalla, maka dia adalah manusia yang paling tidak tahu berterima kasih.
Allah Ta'ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu."[QS. Al-Baqarah: 152]
Kewajiban apakah yang harus kita laksanakan kepada Allah Ta'ala yang telah memberikan karuniaNya kepada kita? Jawabannya adalah dengan beribadah hanya kepada Allah Ta'ala secara ikhlas, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjauhkan segala bentuk kesyirikan, ittiba’ (mengikuti) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta taat kepada Allah Ta'ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dengan hal itu kita menjadi muslim yang benar.
Oleh karena itu, agar menjadi seorang muslim yang benar, kita harus menuntut ilmu syar’i. Kita harus belajar agama Islam karena Islam adalah ilmu dan amal shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Ta'ala dengan membawa keduanya. Allah Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dia lah yang telah mengutus RasulNya dengan petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." [QS. At-Taubah: 33]
Allah Ta'ala juga berfirman:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
"Dia lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkanNya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." [QS. Al-Fath: 28]
Allah Ta'ala juga berfirman:
هُوَ الَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِالْهُدٰى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dia lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya." [QS. As-Saff: Ayat 9]
Yang dimaksud dengan اَلْهُدَى (petunjuk) adalah ilmu yang bermanfaat, dan دِيْنُ الْحَقِّ (agama yang benar) adalah amal shalih. Allah Ta'ala mengutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan kebenaran dari kebathilan, menjelaskan nama-nama Allah, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, hukum-hukum dan berita yang datang dariNya, serta memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, ruh dan jasad.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta'ala, mencintaiNya, berakhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih dan beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perbuatan syirik, amal dan akhlak buruk yang membahayakan hati dan badan juga dunia dan akhirat. [Lihat kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiril Kalaamil Mannaan (hal. 295-296) oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di (wafat th. 1376 H), cet. Muassasah Ar-Risalah, th. 1417 H]
Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah Ta’ala adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Menuntut ilmu merupakan jalan yang lurus (Ash-Shirathal Mustaqim) untuk memahami antara yang haq dan yang bathil, antara yang ma’ruf dan yang mungkar, antara yang bermanfaat dan yang mudharat (membahayakan), dan menuntut ilmu akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi. Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu syar’i. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." [HR. Ibnu Majah (no. 224)]
Menuntut ilmu juga merupakan jalan menuju Surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
"Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan dirinya dengannya jalan menuju Surga." [HR. Muslim (no. 2699) dan selainnya, dari Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu]
والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
📘 Diringkas dari: Buku "Prinsip Dasar Islam." Karya Ustad Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka At-Takwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar