Mashdar
A. Pengertian Mashdar
1. Secara Etimologi (bahasa)[1]
هو الأصل أو المرجع
“Asal atau sumber”
2. Secara Terminologi (Istilah)
هو ما دلّ على معنى مجرّد من الزمان[2]
“Isim yang menunjukkan arti yang tidak dikenai masa/waktu”
Ada juga yang mendefinisikan :
هو ما كان ثالثا من تصريف فعله
“Kata yang merupakan bentuk ketiga dari tashrif fi’ilnya”
Dalam kitab المفتاح فى الصرف dijelaskan [3]:
المصدر ما دلَّ على الحدث لا غير
“Mashdar adalah kata yang menunjukkan arti kejadian, tidak kepada selainnya.”
1. Secara Etimologi (bahasa)[1]
هو الأصل أو المرجع
“Asal atau sumber”
2. Secara Terminologi (Istilah)
هو ما دلّ على معنى مجرّد من الزمان[2]
“Isim yang menunjukkan arti yang tidak dikenai masa/waktu”
Ada juga yang mendefinisikan :
هو ما كان ثالثا من تصريف فعله
“Kata yang merupakan bentuk ketiga dari tashrif fi’ilnya”
Dalam kitab المفتاح فى الصرف dijelaskan [3]:
المصدر ما دلَّ على الحدث لا غير
“Mashdar adalah kata yang menunjukkan arti kejadian, tidak kepada selainnya.”
Jadi, mashdar itu adalah urutan ketiga dalam susunan tashrif ishtilahi. Mashdar adalah kata dasar yang berarti semua kata jadian berasal dari satu kata dasar, yaitu mashdar. Oleh karena itulah mashdar sering disebut musytaq minhu (sumber pengambilan). Mashdar tidak memiliki pola tertentu seprti halnya isim fa’il atau isim maf’ul, tetapi mashdar bis adiketahui dengan melihat kamus bahasa Arab.
- Macam-macam Mashdar
- Mashdar Shorih
1) Mashdar Taukid
هو مصدر يذكر تأكيدا للفعل
“Mashdar yang disebutkan untuk menguatkan fi’il”
Seperti: فهمتُ فهمًا = saya paham (dengan sebenarnya)
2) Mashdar Mimi
هو مصدر مبدوء بميم زائدة ويؤدى نفس معنى المصدر
“Mashdar yang diawali dengan huruf mim dan bermakna mashdar itu sendiri”
Seperti : مَنصراً, مُدحرجاً, مصلحة
3) Mashdar Marrah
هو مصدر يدل على وقوع الحدث مرة واحدة
Masdar yang menunjukkan bahwa pekerjaan itu terjadi hanya sekali saja
Apabila fi`il-nya berasal dari fi`il tsulatsi (fi`il yang terdiri dari 3 huruf asal), maka masdar marrahnya mengikuti wazan فعلة. seperti :
ضربته ضربة
Saya memukulnya sekali saja
4) Masdar Haia
هو مصدر يدل على هيئة الفعل حين وقوعه
Masdar yang menunjukkan tentang macam pekerjaan pada saat pekerjaan itu terjadi
Istilah lain dari masdar haiat ini adalah مصدر النوع . Masdar haiat mengikuti wazanفعلة , seperti :
جلست جلسة العلماء
Saya duduk laksana duduknya para ulama
5) Masdar Shina`i
هو اسم تلحقه ياء النسب تليها تاء التأنيث للدلالة على معنى المصدر
Isim yang didikuti dengan ya nisbat dan ta` ta`nits agar menunjukkan arti masdar.
Tanda masdar shina`i adalah apabila pada bentuk masdar itu terdapat ya` nisbat (ya` yang berarti menyifati), seperti :
Kata إنسان(manusia) menjadi إنسانية(kemanusiaan)
6) Masdar Muawwal مصدر المؤول
Masdar muawwal adalah masdar yang tidak disebutkan tetapi dapat dipahami dari kalimat tersebut.
Masdar muawwal biasanya terdiri dari :
1) أن dan fi`ilnya
Contohnya :
أريد أن أقابلك (أى أريد مقابلتك)
يسرّنى أن تتقدم — تأويل المصدر : يسرّنى تقدمك
يريد الله أن يخفف عنكم (النساء : 28) — تأويل المصدر : يريد الله التخفيف عنكم
2) ما dan fi`ilnya
Contohnya :
يسرني ما عملت ( أى يسرنى عملك )
3) أنّ , isim dan khabar-nya
Contohnya :
هدفه أنه ينجح في الإمتحان ( أى هدفه نجاحه في الإمتحان
- Wazan-wazan Mashdar Tsulasi Mujarrad :
- Mashdar Wazan Qiyasi
1) Pengertian Mashdar wazan qiyasi
الوزن القياسي ما كان له ضابط, والمراد بالضابط حكم كليّ ينطبق على جزءياته
“Wazan qiyasi adalah mashdara yang memiliki aturan, yang dimaksud aturan disini adalah yang sesuai dengan unsur-unsur hurufnya”
2) Bentuk-bentuk Mashdar Wazan Qiyasi
الأوزان القياسيّة للمصدر المجرّدالثالاثيّ | |||
موزون المصدر | وزن المصد ر | وزن الماضى المجرّد | |
زراعة
خفقان
نعاب
طين
كمدة
إباء
زكام
رحيل
سهولة
فصاحة
كرم
فرح (من الفعل اللازم)
قعود (من الفعل اللازم)
كسب (من الفعل المتعدّى)
فهم (من الفعل المتعدّى)
| فعالة
فعلان
فعال
فعيل
فعلة
فعال
فعال
فعيل
فعولة
فعالة
فعل
فعل
فعول
فعل
فعل
| فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
فعل
| 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
- Mashdar Wazan Sima’I
1) Pengertian Mashdar Sima’i
الوزن السماعي ليس له قاعدة كلّية مشتملة على جزءياته بل يتعلّق بالسمع من اهل اللسان ويتوقّف عليه.
“Wazan sima’i adalah wazan yang tidak memiliki aturan menyeluruh terhadap bagian-bagiannya. Akan tetapi berdasarkan hasil mendengar dari orang arab”
2) Bentuk-bentuk Mashdar Sima’i
أوزان سماعية للمصدر المجرّد الثلاثيّ | ||
شرب
حفظ
قتل
رحمة
نشدة
كدرة
دعوى
ذكرى
حرمان
ذوبان
غفران
طلب
كذب
صغر
هدى
عظمة
سرقة
ذهاب
نكاح
سؤال
فصاحة
دراية
بغاية
كراهية
قبول
دخول
رحيل
عذوبة
ضرورة
دينونة
سؤدد
بشرى
تكرار
تبيان
مسيسى
جبروت
| فعل
فعل
فعل
فعلة
فعلة
فعلة
فعلى
فعلى
فعلان
فعلان
فعلان
فعل
فعل
فعل
فعل
فعلة
فعلة
فعال
فعال
فعال
فعالة
فعالة
فعالة
فعاليّة
فعول
فعول
فعيل
فعولة
فعولة
فعلولة
فعلل
فعلى
تفعال
تفعال
فععيلى
فعلوت
| 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
|
2.4. Makna wazan mashdar fi’il tsulasi mazid
Hamzah wazan أَفْعَلَ يُفْعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
1) للتَّعِدِيَةِ (merubah lazim menjadi muta’addi), seperti :
أَكْرَمْتُ زَيْدًا (Saya telah memuliakan Zaid)
2) للصَّيْرُوْرَةِ (menjadi sesuatu), seperti :
أَقْفَرَ البَلَدُ (Negeri itu menjadi tandus)
3) لِوُجْدَانِ الشَّيْئِ فى الصِّفَةِ (mendapati sesuatu dalam sifatnya), seperti :
أَعْظَمْتُهُ (Saya mendapati (mengenal) dia itu agung)
4) للحَيْنُوْنَة (hampir), seperti : أَحْصَدَ الزَّرْعُ (Tanaman itu hampir panen)
5) للإِزَالَةِ (Menghilangkan), seperti :
أَشْكَيْتُهُ أى أَزَلْتُ عَنْهُ الّشَّكَايَةَ (saya mencabut pengaduan kepadanya)
6) للدُّخُولِ فى الشَّيْئِ (memasuki sesuatu), seperti :
أَمْسَى المُسَافِرُ (Musafir itu memasuki waktu petang)
7) للتَّكْثِيْرِ (menunjukkan arti banyak), seperti :
أَلْبَنَ الرَجُلُ (Lelaki itu banyak susunya)
Wazan فَعَّلَ يُفَعِّلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
1) للتَّعْدِيَةِ (merubah lazim menjadi muta’addi), seperti :
فَرَّحَ أَبُوْ بَكْرٍ عُمَرًا (Abu bakar membahagiakan Umar
2) للدلالة على التكثير (menunjukkan arti banyak), seperti:
قَطَّعَ عُثْمَانُ الحَبْلَ (Utsman memotong-motong tali)
3) لنسبة المفعول الى أصل الفعل (menisbatkan maf’ul kepada asal fi’ilnya),Seperti: كَفَّرَ عَلِيٌّ سَالِمًا (Ali menisbatkan Salim kepada kekafiran)
Wazan فَاعَلَ يُفَاعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
1) للمُشَاركةِ (saling melakukan dua orang), seperti:
ضَارَبَ زَيْدٌ عَمْرً (Zaid saling memukul dengan Amar)
2) للتّكْثِيْرِ (memperbanyak), seperti:
ضَاعَفَ اللهُ ثَوَابًا (Allah melipatgandakan pahala)
3) للتَعْدِيَةِ (merubah lazim menjadi muta’addi), seperti:
عَافَاكَ اللهُ (Semoga Allah menyembuhkanmu)
4) لمعنى الفِعْلِ المُجَرّدِ (bermakna fa’ala yang mujarrad), seperti:
سَافَرَ مُحَمَّدٌ (Muhammad pergi)
Wazan تَفَعَّلَ يَتَفَعَّلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
1) لمُطَاوَعَةِ فَعَّلَ (akibat dari فَعَّلَ), seperti:
كَسَّرْتُ الزُّجَاجَ فَتَكَسَّرَ (Saya memecahkan kaca, maka kaca itu terpecahlah)
2) للتَّكَلُّفِ (mamaksakan diri), seperti: تَشَجَّعَ حَسَنٌ (Hasan memberanikan diri)
3) لاتِّخَاذِ الفَاعلِ أَصْلَ الفِعْلِ مَفْعُولاً (menjadikan fa’il dari asal fi’il sebagaimaf’ul). Seperti: تَبَنَّيْتُ يُوْسُفَ (Saya telah menjadikan Yusuf sebagai anak)
4) للطَّلَبِ (tuntutan), seperti: تَبَيَّنْتُ الشَّيْئَ (Saya perjelaskan tentang sesuatu)
Wazan تَفَاعَلَ يَتَفَاعَلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
1) للمشاركة بين اثنين فأكثر (saling melakukan antara dua orang atau lebih)
Seperti: تَبَاعَدَ زَيدٌ وَعُمَرُ ( Zaid dan Umar saling berjauhan)
تَصَالَحَ القَوْمُ (Kaum saling berdamai)
2) لإظهار ما ليس فى الوقوع (berpura-pura), seperti:
تَمَارَضَ زَيْدٌ (Zaid berpura-pura sakit)
3) للوقوع تدريجيًّا (kejadian beruntut), seperti:
تَوَارَدَ القَوْمُ (Kaum datang saling beruntut)
4) لمطاوعة الفاعل (akibat dari fa’il), seperti:
تَبَاعَدْتُهُ فَتَبَعَّدَ (Saya menjauhinya, maka ia menjadi jauh)
Wazan اِنْفَعَلَ يَنْفَعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
- لمطاوعة فَعَّلَ(akibat dari فَعَّلَ), seperti:
كَسَّرْتُ الزُّجَاجَ فَانْكَسَرَ
Saya memecahkan kaca, maka kaca itu terpecahlah
- لمطاوعة أَفْعَلَ(akibat dari أَفْعَلَ), seperti:
أَزْعَجَهُ فَانْزَعَجَ
Dia membingungkannya, maka ia menjadi bingung
Wazan اِفْتَعَلَ يَفْتَعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
- لمطاوعة فَعَلَ(akibat dari فَعَلَ), seperti:
جَمَعْتُ الإِبِلَ فَاجْتَمَعَ
Saya telah mengumpulkan unta, maka unta pun terkumpullah
- لاتِّخَاذِ(menjadikan, membuat, menciptakan), seperti:
اِخْتَبَزَ زَيْدٌ
Zaid telah membuat roti
- لزيادة المبالغة فى المعنى(menguatkan makna), seperti:
اِكْتَسَبَ مُحَمَّدٌ
Muhammad sungguh-sungguh berusaha
Wazan اِفْعَلَّ يَفْعَلُّ memiliki beberapa makna, antara lain:
- للدلالة على الدخول فى الصفة(menunjukkan masuk pada sifat)
Seperti:
اِحْمَرَّ التَّمَرُ
Kurma itu memerah
2. للمبالغة (menunjukkan sangat), seperti:
2. للمبالغة (menunjukkan sangat), seperti:
اِسْوَدَّ اللَّيْلُ
Malam itu sangat gelap
Sin wazan اِسْتَفْعَلَ يَسْتَفْعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
- للطلب (menunjukkan permohonan), seperti:
اِسْتَغْفَرَ العَبْدُ اللهَ اى طَلَبَ منْهُ المَغْفِرَةَ
Hamba memohon ampun kepada Allah
- للسؤال(menunjukkan permintaan), seperti:
اِسْتَخْبَرَ أَحْمَدُ أى سأل الخبرَ
Ahmad minta berita
- للوجدان (menunjukkan anggapan), seperti:
اِسْتَعْظَمْتُ الأَمْرَ وَاسْتَحْسَنْتُهُ اى وَجَدْتُهُ عَظِيْمًا وَحَسَنًا
Saya menganggap agung dan menganggap baik pada perkara itu
- للإعتقاد(meyakini), seperti: استكرمته أى اعتقدت أنه كريم
Saya meyakininya mulia
- للتحَوُّلِ(berpindah atau berubah), seperti:
اِسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ اى تَحَوَّلَ حَجَرًا
Tanah itu telah membatu
- للتَّكَلُّفِ(menuntut), seperti:
اِسْتَجْزَأَ حَامِدٌ اى تَكَلَّفَ الجَزَاءَةَ
- 6.للمطاوعة(menunjukkan akibat), seperti:
أَرَاحَهُ بَدْرُ الدِّيْنِ فَا سْتَرَاحَ
Badruddin mengistirahatkannya maka ia menjadi istirahat
- بمعنى الفعل المجرد, seperti:
اِسْتَقَرَّ الرَّئِيْسُ اى قَرَّ
- للتسليم(berserserah), seperti: اِسْتَرْجَعَ القَومُ عندَ المُصِيْبَةِ
Wazan اِفْعَوْعَلَ يَفْعَوْعِلُ memiliki beberapa makna, antara lain:
- للمبالعة(menunjukkan arti sangat), seperti:
اِحْدَوْدَبَ زَيْدٌ اى اِشْتَدَّ حَدَبُهُ
Zaid sangat bongkok
- بمعنى الفعل المجرد, seperti:
اِحْلَوْلَى التَّمَرُ أى حَلاَ
Kurma itu manis
Wazan اِفْعَوَّلَ يَفْعَوِّلُ memiliki makna لمبالغة اللازم, seperti:
اِخْرَوَّطَ شُعَاعُ الشَّمسِ
Sinar Matahari sangat menyengat
Wazan اِفْعَالَّ يَفْعَالُّ memiliki makna للمبالغة فى الدخول فى الصفة (menunjukkan arti sangat dalam masuk pada sifat), seperti:
اِصْفَارَّ المَوْزُ اى اِشْتَدَّ اِصْفِرَارُهُ
Pisang itu sudah sangat kuning
2.5. Kedudukan mashdar dalam kalimat bahasa arab :
Contoh :
Marfu’ :, العلمُ صيدٌ, فتح الكتابُ, بُدئت الدراسةُ
Manshub : قرات الكتابةَ الجيدة, قرأت القرأن قراءةً,
Majrur : دخلت الفصل بالفرحِ, قمتُ أمام الفصلِ
Mashdar pun ada yang berkedudukan sebagai maf’ul muthlak.
Pengertian maf’ul muthlak :
اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ اِسْمٌ مَنْصُوْبٌ مِنْ لَفْظِ الْفِعْلِ (مصدر) يُذْكَرُ مَعَهُ لِتَوْكِيْدِهِ اَوْ لِبَيَانِ نوعِهِ اَوْ عَدَدِهِ.
Artinya :
“Maf’ul Mutlak adalah Isim yang dinashabkan (terbuat) dari Masdar, yang disebutkan untuk Menguatkan Fi’il, menjelaskan jenis Fi’il (pekerjaan), dan bilangan pekerjaannya”.
Contoh: وكلّم اللهُ مُوسى تكليماً
وقفتُ وقفتينِ
سرتُ سيرَ العُقلاءِ
صَبراً على الشدائد
Definisi diatas sesuai dan dilengkapi dengan definisi Maf’ul Mutlak dalam kitab Jami’ adduruus al-‘arabiyah:
المفعولُ المطلَقُ مَصدرٌ يُذكرُ بعد فعلٍ من لفظهِ تأكيداً لمعناهُ، أو بياناً لِعَددِهِ، أو بياناً لنوعهِ، أو بَدَلاً من التلفُّظِ بفعلهِ.
“Maf’ul Mutlak adalah Masdar yang disebutkan setelah Fi’il, sebagai penguat maknanya, penjelas bilangan pekerjaannya, penjelas jelas pekerjaannya, dan pengganti dari lafazh Fi’il (yang disimpan)”.
Perlu diingat, perbedaan antara Maf’ul Mutlak dengan Mashdar adalah:
- I’rab Mashdar itu bagaimana kedudukannya saja dalam kalimat
- Sedangkan Maf’ul Mutlak wajib dibaca nashab.
Akan tetapi terdapat persamaan antara Masdar dengan Maf’ul Mutlak, yaitu adanya sama-sama pada tasrifan ketiga dari fi’il (tasrif ishtilahi) jadi :
كُلُّ مَفْعُوْلٍ مُطْلَقٍ مَصْدَرٌ وَلَيْسَ كُلُّ مَصْدَرٍ مَفْعُوْلاً مُطْلَقًا
“Setiap Maf’ul Mutlak itu Masdar, dan tidak setiap Masdar itu Maf’ul Mutlak”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar